ke selatan

lelaki bertelanjang dada.berjalan diantara barisan obor di kanan kirinya.bertudung langit abu-abu.seekor kuda putih,berlari sendirian dilintasan.di atas cekungan karang,lelaki sendiri berdiri,dengan jilatan ombak yang ganas dan tangannya melempar sesuatu ke arah yang jauh.masih bertelanjang dada,seperti saat tadi melewati jejeran nyala obor dan kini menatap matahari yang sedang turun.ada garis emas yang lurus di atas lautan.

seorang gadis,memacu kuda putih.rambutnya terurai kesana-kemari,mengikuti goncangan tubuh kuda yang lari.sebuah kain yang diikatkan seperti superman,menempel dibadannya,melambai-lambai jika dilihat dari samping dan belakang juga ketika melewati gang api.obor melepaskan asap,bambu mulai menghitam,api makin kuning di waktu yang mulai gelap.lelaki itu melempar bambu,lalu tertancap di pasir,apinya masih hidup.

si gadis kini berjalan,kuda entah dimana,begitu nampak anggun dan tenang.

nyala api,kepulan asap hitam,gadis berjalan,dan lelaki di atas karang sisi laut.kuda yang kembali berlari tanpa penunggang dan lintasan yang kosong.dalam gelap,api melingkari lelaki,hingga tak tersisa tubuhnya.nyala yang besar dan lebar.

pergumulan yang membuat lelaki kembali berjalan sendirian.mudah benar menebak ke arah mana ia berjalan.jika tegak lurus dari tepi lautan adalah barat,mungkin ia sekarang menuju selatan.

tjoklat

Gelas yang berisi air berwarna merah,aquarium tanpa ikan,tiga tumpuk buku yang tebalnya sedang,secangkir kopi dan sinar matahari yang masuk melalui jendela kamar dengan gorden berwarna merah marun setidaknya bisa menjelaskan keadaan waktu tanpa harus melihat jam di atas meja yang posisinya membelakangiku.

Televisi 14 inch tak terkena sinar langsung sebab posisinya di pojok sudut dinding berwarna krem.Lukisan abstrak dan dada ranjang sama berantakannya.Pintu memang sengaja bercat warna hitam,sebab dunia luar selalu hitam bagiku dan minimalnya abu-abu.

 

______________________________________________________________

 

Sebuah buku,terbagi dua dan telungkup,belum selesai kubaca.Jarum jam bergerak,saya masih berbaring.Sesekali duduk di tepian ranjang,badan mendadak tampak setengah transparan jika terkena sinar matahari.Saya lalu memandang kosong ke televisi yang tak menyala.Menatap kuat-kuat kotak hitam itu dan segera setelah itu kepalaku yang sedang melihat ke kanan hingga jarak sejengkal dari bawah bahu tampak di layar.Bingung,kuputuskan lari ke sebuah lorong yang tak begitu terang dengan beberapa pintu yang sepertinya mewakilkan keberadaan adanya ruang-ruang lain di lorong ini.

Semakin cepat dan terus berlari.Sesekali memandang ke belakang.Tak ada yang mengejar dan hanya berlari sendirian.Saat mencoba berbelok,tubuhku menjadi beberapa sosok kembar sebelum pintu yang ada di depanku terbuka dan mengumbar cahaya.

 

 

______________________________________________________________

 

Tiga ekor ikan dan aku yang ikut tenggelam.Bukan di air.Saya yang tiba-tiba berlari tak tentu arah dan pasrah pada arah lorong,tubuh yang menjadi beberapa sosok sebelum kemudian menyatu lagi,dan segudang pertanyaan terus liar dalam otakku yang sedang bingung.

Saya menduga jarum jam di kamar tetap bergerak.Saya memilih keluar dari kotak itu dan kembali berbaring di atas tempat tidur dengan mata yang seluruhnya berwarna coklat.